Selasa, 07 Maret 2017

Hukum-Hukum Dasar Kimia

Hukum-Hukum Dasar Kimia
Pada kimia terdapat hukum-hukum dasar yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sering ditemui. Hukum-hukum dasar ini diantaranya hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (hukum Proust), hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton), dan hukum perbandingan volume (hukum Gay Lussac).
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Hukum ini dinyatakan oleh seorang tokoh yang bernama Antoine Laurent Lavoisier pada tahun 1743-1794. Setelah melakukan eksperimen terhadap proses pembakaran dari beberapa zat. Lavoisier mengamati proses reaksi antara merkuri/raksa yang merupakan logam cair berwarna putih perak dengan oksigen dalam ruang tertutup, sehingga menghasilkan senyawa merkuri oksida yang berwarna merah.
Apabila merkuri oksida dipanaskan, maka akan dihasilkan logam merkuri dan sejumlah gas oksigen. Sebaliknya bila logam merkuri dipanaskan dengan oksigen akan dihasilkan merkuti oksida kembali. Berdasarkan percobaan tersebut, maka Lavoisier menyimpulkan hukum kekekalan massa adalah “massa zat sebelum dan sesudah reaksi kimia selalu tetap”.
Contoh reaksi gas hidrogen(H2) dengan oksigen (O2) membentuk air (H2O).
H2(g)           +       O2(g)                 à H2O(l)
2 gram           16 gram                18 gram
Massa zat sebelum reaksi          Massa zat sesudah reaksi
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Joseph Louis Proust (1754-1826) merupakan seorang ahli kimia dari Prancis. Proust melakukan percobaan untuk mengetahui perbandingan massanya. Percobaan tersebut diantaranya adalah pemanasan serbuk besi dan serbuk belerang. Apabila 7 bagian berat besi dicampurkan dengan 4 bagian berat belerang dipanaskan, akan menghasilkan 11 bagian berat senyawa besi belerang.
Perbandingan massa besi dan belerang pada senyawa FeS sebagai berikut.
No.
FeS(gram)
Fe(gram)
S(gram)
Perbandingan Massa Fe danS
1.
2,20
1,40
0,80
7:4
2.
2,75
1,75
1,00
7:4
3.
3,30
2,10
1,20
7:4
Jika pada pemanasan ini berat besi ditambah, ternyata kelebihan besi yang ditambahkan tidak membentuk senyawa, tetapi tetap sebagai besi. Jika serbuk belerangnya ditambahkan, kelebihan belerang tersebut tidak membentuk senyawa besi belerang, tetapi habis terbakar menjadi gas.
Dengan demikian Proust mengemukakan postulat yang dikenal dengan hukum perbandingan tetap (hukum Proust). Hukum ini menjelaskan bahwa “perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap”.
3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Dalton mengemukakan hukum yang disebut sebagai hukum kelipatan perbandingan. Dalton berpendapat bahwa “apabila dua senyawa yang berbeda dibentuk dari 2 unsur yang sama, untuk massa salah satu unsur yang sama, perbandingan massa unsur-unsur yang lain dalam senyawa-senyawa merupakan bilangan yang bulat sederhana”.
Berikut tabel perbandingan antara massa oksigen pada senyawa H2O dan H2O2
No.
Senyawa
Massa H (gram)
Massa O (gram)
Perbandingan Massa O
1.
H2O
12
16
O1 :O2 = 1:2
2.
H2O2
12
32

Data di atas menunjukkan untuk massa H yang sama perbandingan massa O yang diikat adalah 1:2 yang merupakan bilangan bulat dan sederhana.
4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Joseph Louis Gay Lussac (1805), melakukan eksperimen tentang volume gas yang bereaksi dengan gas lain membentuk gas baru. Reaksi antara gas hidrogen dan oksigen menjadi uap air dilakukan berulang-ulang pada suhu dan tekanan yang sama. Persamaan reaksi yang terjadi adalah=
2H2(g) + O2(g) à 2H2O(g)
Dari eksperimen tersebut dua bagian volume H2 dengan satu bagian volume O2 menghasilkan dua volume H2O, sehingga perbandingan volume gas reaktan dan hasil reaksi selalu merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Perbandingan volume H2 : O2 : H2O = 2: 1:2.
Hasil eksperimen tersebut disimpulkan Gay Lussac dan dikenal dengan hukum Gay Lussac yaitu “pada tekanan dan suhu sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi(reaktan) dan gas hasil reaksi(produk) adalah bilangan bulat dan sederhana”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar