Perhitungan Kimia pada Persamaan Reaksi
Koefisien reaksi mempunyai hubungan kumulatif zat-zat dalam
reaksi, di mana koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol zat-zat dalam
reaksi. Jika salah satu zat dengan jumlah mol tertentu diketahui, maka jumlah
mol zat-zat lain dalam reaksi ditentukan berdasarkan perbandingan koefisien
reaksi.
Hukum Gay Lussac, hukum Avogadro, dan konsep mol sangat
diperlukan untuk menyelesaikan suatu perhitungan.
1. Penerapan Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro
Gay Lussac mengalami kesulitan dalam mengaitkan perbandingan
antara volume gas yang bereaksi dengan perbandingan jumlah partikelnya sehingga
Avogadro berdasarkan eksperimennya menjelaskan kesulitan ini. Avogadro mengemukakan
bahwa hidrogen, oksigen, dan nitrogen adalah molekul diatomic sehingga rumus
kimianya H2, O2, dan N2. Adapun untuk
membentuk satu molekul air, diperlukan 1 molekul hidrogen dan ½ molekul oksigen
sesuai reaksi berikut ini.
H2 + ½ O2 à H2O
Sehingga dari hasil percobaan ini Avogadro mengemukakan
hipotesisnya yang berisi “pada suhu dan tekanan sama, gas yang mempunyai volume
sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama banyaknya”.
Contohnya. 1 volume gas N2 + 3 volume gas H2
à 2 volume NH3
1n molekul N2 + 3n molekul H2 à 2n molekul NH3
Reaksi yang terjadi N2 + 3H2 à 2NH3
Dari contoh dapat disimpulkan bahwa “pada suhu dan tekanan
sama, perbandingan volume setara dengan perbandingan koefisien. Sehingga dalam
perhitungan kimia, kesimpulan ini digunakan pada suatu reaksi yang diketahui
volume gas atau jumlah partikelnya.” Rumus yang dipakai sebagai berikut ini.
Volume yang dicari= koefisien yang dicari x volume yang
diketahui : koefisien yang diketahui
Jumlah molekul yang dicari= koefisien yang dicari x jumlah
molekul yang diketahui : koefisien yang diketahui
2. Reaksi Pembatas
Apabila direaksikan suatu zat yang jumlahnya sembarang,
kemungkinan salah satu pereaksi akan habis terlebih dahulu, sedangkan pereaksi
yang lain tersisa.
Contohnya. 2H2(g) + O2(g) à 2H2O(g)
Pada persamaan reaksi diatas, sebanyak 2 mol gas H2
diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol O2. Pada akhir reaksi yaitu setelah gas
O2 habis dan reaksi tidak berlangsung lagi, masih tersisa 1 mol gas H2. Dengan demikian,
hasil reaksi dibatasi oleh pereaksi yang habis terlebih dahulu. Pereaksi yang
habis terlebih dahulu dinamakan sebagai pereaksi pembatas.
Pada umumnya reaksi berlangsung dalam bentuk larutan.
Jika pada suatu reaksi perbandingan mol-mol zat yang
direaksikan sesuai perbandingan koefisien maka reaksi akan selesai jika seluruh
pereaksi telah habis beraksi.
Jika jumlah mol salah satu pereaksi berlebihan dibandingkan
dengan pereaksi lainnya maka reaksi akan selesai jika salah satu pereaksi telah
habis bereaksi.
Pereaksi yang dalam suatu proses kimia habis terlebih dahulu
disebut sebagai pereaksi pembatas. Dalam reaksi itu jumlah hasil reaksi yang
terbentuk ditentukan oleh jumlah pereaksi yang habis terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar